Maandag 18 Maart 2013

LOGIC DAN SEQUENCE


LOGIC DAN SEQUENCE

Logic  atau   logika  menurut  bahasa adalah sesuatu yang  dapat diterima  oleh akal. Namun logic yang dimaksudkan disini adalah logic yang lazim digunakan dalam dunia keteknikan.
Selanjutnya logic tersebut dapat diimplementasikan dalam bentuk simbol yang dikenal dengan simbol gerbang logic (logic gate). Simbol-simbol tersebut tidak menjelaskan bagaimana bentuk alat itu, melainkan hanya menyatakan fungsinya
Sequence menurut pengertiannya adalah urut-urutan, dalam hal ini urut-urutan menjalankan atau memberhentikan suatu peralatan pada suatu proses di dalam power plant/industri.
Menjalankan (start-up) maupun memberhentikan (shut-down) suatu peralatan yang diatur sedemikian rupa, sehingga tiap-tiap peralatan telah disesuaikan dengan syarat-syarat yang telah dipenuhi.
Pengendalian sejumlah peralatan tersebut pada berbagai macam proses dapat dikenal melalui sistem logic dan sekuensial yang mengendalikan urutan saat start-up maupun saat shut-down, dan sekaligus di dalam sistem tersebut juga  mengandung  fungsi  pengamanan  saat  sedang  operasi. Didalam ruang lingkup instalasi peralatan-peralatan power plant  dikenal dua istilah diagram atau gambar rangkaian operasional melalui:
·      Logic diagram
·      Schematic diagram
Logic diagram menyajikan detail yang secara skematis memperlihatkan semua instrumen perlatan yang akan mempengarui berlangsungnya pengaturan yang bersifat sekuensial yaitu peralatan-peralatan yang berpengaruh dalam berlangsungnya pengaturan seperti switch, timer dan memory yang mempunyai keluaran sebagai pengemudi/ menjalankan Pompa, katup, kompresor dan sebagainya
Schematic diagram dibuat untuk memperlihatkan semua peralatan listrik yang digunakan yang meliputi schematic control diagram seperti phenumatic dan hydraulik dan electrical schematic diagram yang memperlihatkan semua peralatan listrik yang digunakan,  hal ini akan membantu untuk dapat mengerti operasional sistem peralatan maupun proses tersebut dengan cepat, sehingga memudahkan dalam hal  mencari gangguan dan pemeriksaan. Schematic diagram ini ada yang diperuntukan pada schematic control diagram, yang menerangkan dan menjelaskan fungsi dari bermacam-macam komponen kontrol.
Oleh karenanya uraian yang akan disajikan dalam kursus ini menitik beratkan pada pemahaman terhadap rangkaian operasi suatu peralatan melalui rangkaian Logic dan Sekuensialnya berupa contoh-contoh kecil untuk memahami schematik dan logic diagram yang lebih kompleks yang ada di tiap-tiap power plant.
Kompleksitas diagram instalasi macam-macam peralatan dapat diminimais dengan mempelajari isi buku-buku petunjuk yang merujuk kepada peralatan yang dimaksud dan uraian dari semua instalasinya dan ini pasti ada karena semua vendor yang terkait pastilah menyediakan buku-buku tersebut sebagai pegangan untuk operator, engineer dan yang terlibat dalam lingkup pemeliharaan dan pengembangan suatu power plant.

7.1   Gerbang Logika
Adalah merupakan komponen dari rangkaian logic berdasarkan rangkaian logic ini akan terbentuk suatu fungsi fungsi logic yang diaplikasikan pada suatu sistem peralatan.

7.1.1   Rangkaian Logika
Rangkaian Logika secara umum dinamai juga rangkaian pintu (gate circuit) yang terdiri dari gerbang-gerbang logic, didalam gatecircuit  kita tidak perlu mengetahui bagaimana pengawatan  dalamannya, sudah tersedia dalam bentuk I.C (Integrated circuit)  yang perlu diketahui hanyalah bagaimana sinyal-sinyal masukan pada suatu gatecircuit akan mengeluarkan sinyal keluaran, dimana sinyal keluaran hubungannya dengan sinyal masukan mempunyai keterkaitan yang logis dan masuk akal.
Rangkaian logika diterapkan pada piranti-piranti digit  dan komputer guna mengotomatikkan proses-proses industri ataupun pekerjaan pengotomatisan suatu sistem peralatan

7.1.2   Komponen Dasar Logic Gate
Ada tiga komponen dasar suatu GERBANG LOGIKA, yaitu:
·      AND Gate
·      OR   Gate
·      NOT Gate
 

AND GATE



OR GATE



NOT GATE


Tiga komponen dasar pada gambar diatas terlihat suatu black-box dimana F= sinyal keluaran dari suatu fungsi sinyal-sinyal masukan (A dan B),  sedangkan pada NOT GATE hanya ada satu masukan.
Rangkaian logika bekerja dengan sistem bilangan biner yaitu bilangan basis dua dengan demikian hanya dikenal bilangan 0 dan 1, bilangan 0 dan bilangan 1 hanya dapat di Interpretasikan dengan dua keadaan misal pada suatu saklar cuma dikenal membuka (=1) atau menutup (=0) yang merupakan variabelnya, atau dalam suatu sistem tegangan logic circuit hanya dikenal  dengan Low dan High dimana tegangan 5V=high dan Low = 0V.
Pada tiga komponen dasar masing-masing gate mempunyai suatu hubungan yang logis antara sinyal keluaran (F) dan sinyal-sinyal masukan yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
AND GATE,   Keluaran akan F=1, Jika semua sinyal masukan adalah 1
OR GATE,      Keluaran akan F=0, Jika semua sinyal masukan adalah 0
NOT GATE,    Keluaran akan merupakan kebalikan dari masukannya

7.2    Fungsi-Fungsi Digital Logic
Kita dapat membangun tiga komponen dasar fungsi-fungsi logika dengan rangkaian sederhana berupa rangkaian lampu yang dibangun dari kontak kontak normally open (NO) dan normally closed (NC) dari suatu kontaktor magnet lalu disambungkan dengan L1 dan L2, untuk dapat menggambarkan dengan jelas logika antara sinyal keluaran dan hubungannya dengan sinyal-sinyal masukan

7.2.1   Fungsi AND


 




Pada gambar tampak dengan jelas bawa keluaran fungsi AND  akan sama dengan satu jika semua sinyal masukan A=1 dan B=1 artinya  lampu akan menyala apabila kontaktor A dan kontaktor B secara simultan dienerjais sehingga lampu menyala karena dialiri arus dari L1 ke L2 apabila salah satu kontak normally open (NO) yang terhubung seri dari kontaktor (A atau B) tidak dienerjais lampu akan padam.
Dari keterangan tadi dapat dipersingkat penjelasannya dengan membuat sutu Tabel Benaran. Suatu Tabel Benaran dibuat dengan mengisi baris dan kolom dengan bilangan basis dua yaitu 0 dan 1, angka 0 = melambangkan dari situasi tidak enerjais sedangkan angka 1= melambangkan situsi enerjais sehingga dengan Tabel Benaran logika dari sutu gerban logic dapat di persingkat penjelasannya.

7.2.2    Fungsi OR
Untuk fungsi OR dapat di ilustrasikan seperti gambar  dibawah ini



Fungsi OR dengan ilustrasi gambar diatas nampak jelas bahwa lampu akan padam jika kedua kontak normally open (NO) yang dihubungkan parallel dari kontaktor (A dan B) dalam keadaan tidak didienerjais. Sebaliknya jika salah satu kontaktor A atau kontaktor B enerjais maka akan ada aliran arus dari L1 ke L2 sehingga lampu akan menyala. Dari kedua gambar tadi dapat disimpulkan bahwa,
Logic dengan fungsi AND adalah mempunyai ciri-ciri dua atau lebih peralatan yang terhubung seri, dengan notasi F=A.B identik dengan perkalian. Sedangkan Logic dengan fungsi OR mempunyai cir-cirii dua atau lebih perlatan yang terhubung parallel, dengan notasi F=A+B identik dengan penjumlahan.

7.2.3    Fungsi NOT
Suatu Logic NOT atau logic Inversi dapat dibentuk dengan menggunakan kontak Normally Closed (NC) sebagai pengganti kontak Normally Open (NO) yang terhubung pada L1 dan L2 dari suatu rangkaian lampu seperti diatas , sebagai ilustrasi dapat dilihat pada gambar dibawah ini,


 



Pada gambar ternyata bahwa apabila kontaktor A tidak dienerjais maka lampu akan nyala sebaliknya apabila kontaktor A dienerjais maka lampu akan padam. Dengan bantuan Tabel benaran pada gambar  dapat mempersingkat penjelasan dari suatu Logic NOT
Kita dapat juga mengilustrasikan suatu keluaran fungsi invers yang ditimbulkan dari kontak normaly open (A) dengan bantuan relay kontrol (CR=control relay)


 





7.2.4   Logika Kombinasi
Ketiga komponen dasar seperti yang dijelaskan diatas dapat dikombinasikan sehingga membentuk gerbang yang lain sebagai contoh kombinasi antara AND GATE dan NOT GATE dihubungkan secara seri akan membentuk gerbang yang disebut NAND, Pada gambar tampak jelas bahwa fungsi NAND adalah Inversi dari keluaran Fungsi AND







 

 



 

 


Sedangkan Gerbang OR yang terhubung seri dengan gerbang NOT akan membentuk Gerbang NOR Pada gambar nampak jelas bahwa fungsi NOR adalah Inversi dari keluaran Fungsi OR


 
                                                                                                                                                  

7.2.5   Gerbang OR KHUSUS
Gerbang OR Khusus yang disebut juga EX-OR adalah suatu susunan gerbang yang keluarannya akan F=1, hanya apabila banyaknya logic state =1 yang ada di jalur masukan berjumlah ganjil.
 
Notasi Fungsi EXOR,
Fungsi logic Ex-OR Dapat dibangun dari kombinasi fungsi-fungsi logic dengan kontak-kontak grup yang tersusun secara seri dan paralel seperti pada gambar. Contoh gambar dibawah ini juga dijelaskan bagaimana fungsi EX-OR dibangun dari kombinasi gerbang AND, OR dan NOT


 






Pada gambar diatas jelas bawa satu grup kontak antara NO dan NC dari Kontaktor A dan kontaktor B dihubungkan paralel sedangkan NO kontaktor A dihubungkan secara seri dengan NC kontaktor B. Perhatikan juga Tabel benaran dari Fungsi EX-OR yang terlihat bahwa jika jumlah 1 pada jalur input ganjil maka output akan menjadi 1.

7.3    Aljabar BOOLE
Aljabar boole merupakan aljabar saklar sebab Aljabar boole diterapkan terutama  dalam rangkaian yang menerapkan saklar, Aljabar boole diperlukan jika hendak merancang suatu sistem logic yang lebih besar atau jika hendak membangun subsistem dari sistem yang sudah ada dalam hal pengembangan suatu power plant.
 
Kaidah-kaidah dalam Aljabar boole ada yang menyerupai aljabar biasa ada juga yang tidak, seperti yang dicontohkan pada identitas-identitas dibawah ini:





Penulisan A dan B seperti A.B kita sebut sebagai Pekalian logika, sebab perkalian ini menyerupai perkalian didalam aljaba biasa. Demikian juga dengan penulisan A atau B sebagai A+B disebut penjumlahan logika, sebab menyerupai penulisan A+B didalam aljabar biasa
Kita dapat membuktikan bentuk baku atau rumusan tetap dari kaidah-kaidah diatas (1 s.d 9) dengan bantuan fungsi dari masing-masing tiga komponen dasar gerbang logika dan karena A adalah bilangan biner maka nilai A akan bervariasi antara 0 dan 1 asumsikan jika A=0 dan Jika A= 1, yang penjabarannya sebagai berikut;
Lambang dari kaidah (1) artinya membalik logic masukan sebanyak dua kali sehingga terjadi bahwa sinyal masukan sama dengan sinyal keluaran, dapat di buktikan dengan melihat tabel benarannya.

A
F1
F2
0
1
0
1
0
1


Kesimpulan  dari gambar diatas adalah A = F2
Untuk kaidah 2 s.d 5 behubungan dengan perkalian logika, sehingga pembuktian harus  memakai fungsi AND lalu berikan nilai A=0 selanjutnya A=1
A
A
F
0
0
0
1
1
1


Terbukti bahwa A.A = A, urutan sinyal input diikuti oleh sinyal output  ... kaidah (2)
A
K
F
0
0
0
1
0
0
Fungsi AND gate dengan dua jalur masukan salah satu masukannya diberi sinyal konstan (K)=1, apa yang terjadi pada jalur output jika sinyal masukan pada saat A=0 selanjutnya A=1
Text Box:


Dari Tabel benaran terlihat bahwa F=A, artinya jika salah satu dari dua masukan AND GATE diberi Sinyal tetap dimana sinyal itu = high atau sinyal (1) maka sinyal output akan mengikuti sinyal input sesuai dengan kaidah (3) yaitu A.1 = A
Fungsi AND gate dengan dua jalur masukan salah satu masukannya diberi sinyal konstan (K)=0, apa yang terjadi pada jalur output jika sinyal masukan pada saat A=0 selanjutnya A=1
A
K
F
0
1
0
1
1
1


Dari Tabel benaran terlihat bahwa F=0, artinya jika salah satu dari dua masukan AND GATE diberi Sinyal tetap dimana sinyal itu = low atau sinyal (0) maka sinyal output = 0, tidak perduli sinyal apa yang ada di masukan yang lain atau sinyal masukan diblok.
Fungsi AND gate dengan dua jalur masukan dimana kedua sinyal masukan saling berkomplemen artinya jika A=0 maka B=1 demikian sebaliknya.
A
B
F
1
0
0
0
1
0
 


Dari Tabel benaran terlihat bahwa F=0, karna kedua masukan saling berkomplenen maka salah satu jalur input mengandung sinyal 0 yang mana pada fungsi AND jika salah satu input mempunyai nilai 0 maka output pastinya mengeluarkan sinyal 0
Untuk kaidah 6 s.d 9 behubungan dengan penjumlahan logika, sehingga pembuktian  harus  memakai fungsi OR lalu berikan nilai A=0 selanjutnya A=1
A
A
F
0
0
0
1
1
1
Text Box:


Dari Tabel benaran terlihat bahwa, A+A=A ...................kaidah(6)
Fungsi OR gate dengan dua jalur masukan salah satu masukannya diberi sinyal konstan (K)=0, apa yang terjadi pada jalur output jika sinyal masukan pada saat A=0 selanjutnya A=1
A
K
F
0
0
0
1
0
1
Text Box:


Dari Tabel benaran terlihat bahwa, A+0=A ...................kaidah(7)
Kesimpulan: Jika salah satu dari dua masukan masukan FUNGSI OR bernilai =0, maka sinyal keluaran akan sama dengan sinyal masukan artinya meloloskan sinyal input
Fungsi OR gate dengan dua jalur masukan salah satu masukannya diberi sinyal konstan (K)=1, apa yang terjadi pada jalur output jika sinyal masukan pada saat A=0 selanjutnya A=1

A
K
F
0
1
1
1
1
1
 


Kesimpulan: Jika salah satu dari dua masukan masukan FUNGSI OR bernilai =1, maka sinyal keluaran akan sama dengan sinyal 1,  artinya sinyal keluaran akan memblok sinyal input
Dari Tabel benaran terlihat bahwa, A +1=1 ...................kaidah(8)
Fungsi OR gate dengan dua jalur masukan dimana kedua sinyal masukan saling berkomplemen artinya jika A=0 maka B=1 demikian sebaliknya
A
B
F
1
0
1
0
1
1
 


Dari Tabel benaran terlihat bahwa F=1, karena kedua masukan saling berkomplenen maka salah satu jalur input mengandung sinyal 0 yang mana pada fungsi OR jika salah satu input mempunyai nilai 1 maka output pastinya mengeluarkan sinyal 1

7.3.1   Kaidah-Kaidah Boole Lainnya
de Morgan salah satu penemu rumus matematika diskrit untuk aplikasinya pada rangkaian logika, namun disini akan dibahas aplikasi kaidah-kaidah Aljabar Boole yang lain yang salah satunya dijelaskan oleh de Morgan


 
 







Hukum-Hukum Distributif
Kaidah (10) dapat dibuktikan dengan menggambarkan logic diagram dari ke dua persamaan tersebut.
Isilah tabel benaran pada ke dua fungsi diatas sehingga dapt dilihat dengan jelas bahwa
A.(B+C) = A.B + A.C
A
B
C
B+C
A.(B+C)
A.B
A.C
A.B+A.C
0
0
0
0

0
0

0
0
1
1

0
0

0
1
0
1

0
0

0
1
1
1

0
0

1
0
0
0

0
0

1
0
1
1

0
1

1
1
0
1

1
0

1
1
1
1

1
1





Text Box:

Kaidah (11) dapat dibuktikan dengan menggambarkan logic diagram dari ke dua persamaan tersebut.
Isilah tabel benaran pada ke dua fungsi diatas sehingga dapt dilihat dengan jelas bahwa
A+(B.C) = A+B . A+C

A
B
C
B.C
A+(B.C)
A+B
A+C
A+B.A+C
0
0
0
0

0
0

0
0
1
0

0
1

0
1
0
0

1
0

0
1
1
1

1
1

1
0
0
0

1
1

1
0
1
0

1
1

1
1
0
0

1
1

1
1
1
1

1
1








Sifat-Sifat Absorpsi
Text Box:  Kaidah (12) dapat dibuktikan dengan menggambarkan logic diagram dari ke dua persamaan tersebut.
A
B
A.B
A+A.B
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1




Dari Tabel  Benaran fungsi  terlihat jelas bahwa urutan bit-bit A adalah sama dengan urutan bit-bit pada kolom A+A.B sehingga dapat disimpulkan bahwa: A+(A.B) = A.
Sebenarnya fungsi pada Paragraf 6.2 dapat juga dibuktikan dengan cara-cara seperti pada paragraf  6.1.bahwa A+(A.B) = (A+A).(A+B). Silahkan anda mencoba sendiri dengan membuat logic diagramnya.
Kaidah (13) dapat dibuktikan dengan menggambarkan logic diagram dari ke dua persamaan tersebut.
A
B
A+B
A.(A+.B)
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
Text Box:



Dari Tabel  Benaran fungsi (F) diatas terlihat jelas bahwa urutan bit-bit A adalah sama dengan urutan bit pada kolom A.A+B sehingga dapat disimpulkan bahwa: A.(A+B) = A. Sebenarnya fungsi pada Paragraf 6.2 dapat juga dibuktikan dengan cara-cara seperti pada paragraf  6.1.bahwa A.(A+B) = (A.A)+(A.B). Silahkan anda mencoba sendiri dengan membuat logic diagramnya

Sifat-Sifat Absorbsi Logika
Kaidah (14) dapat dibuktikan dengan kaidah (5) bahwa perkalian antrara A dan komplemen A = 0


Kaidah (15) dapat dibuktikan dengan kaidah (5) bahwa penjumlahan antrara A dan Komplemen A =1


7.3.2    HUKUM Demorgan
Hukum DeMORGAN ke-1
Kaidah ……17
 
 
Menurut DeMorgan jika keluaran fungsi OR  di Invers, maka hasilnya akan sama dengan keluaran  fungsi AND dimana semua sinyal masukan fungsi AND masing-masing di Invers



 
 



Hukum DeMORGAN ke-2
Menurut DeMorgan jika keluaran fungsi AND  di Invers, maka hasilnya akan sama dengan keluaran  fungsi OR dimana semua sinyal masukan fungsi OR masing-masing di Invers
 



7.4   Konversi Tabel Benaran Kedalam Ekspresi Boole
Jika ingin merancang rangkaian logika akan sangat membantu apabila terlebih dulu disusun Tabel Benaran yang kemudian berdasarkan Tabel Benaran itu dibangun rangkaian logika. Dikenal dua persamaan  Aljabar Boole pada teknik perancangan ini yaitu,

7.4.1  Sum of Product
Sum of product atau Minterm disingkat SOP yaitu penjumlahan dari hasil kali, artinya susunlah bit-bit keluaran dari Tabel Benaran yang bernilai nilai satu, yaitu F=1 asumsikan keluaran F=1 dari suatu fungsi AND kemudian amati bit-bit masukan pada baris F=1 seandainya ada sinyal masukan yang mempunyai bit=0 maka jalur masukan itu harus diberi tanda inversi. Setelah dikumpulkan sinyal-sinyal keluran yang bernilai satu lalu jumlahkan.
Dibawah ini diberikan contoh design dari tungku pembakaran sampah,
Katup sampah masuk di kontrol oleh rangkain logic dengan persaratan sebagai berikut, katup akan menutup jikalau lebih dari satu sensor bahan bakar failure artinya katup akan membuka kalau burner yang menyala paling sedikit dua buah.
Dari sekuensial penyalaan burner dan buka tutup katup sampah masuk harus di buat dulu Tabel Benarannya seperti diekspresikan dibawah ini,
Dari Tabel benaran itu tampak ada empat keluaran yang outputnya=1, seperti yang dijelaskan dibawa ini. Contoh untuk baris ke-4 A=0, supaya F=1 maka A dinvers karna keluaran fungsi AND adalah semua sinyal input harus sama dengan satu.
 






Sesuai dengan metode Sum of Product  dari diatas dihasilkan persamaan output. sehingga bisa dibangun rangkaian logika dengan gate circuit seperti :
                                                                                             




atau dapat juga dibangun dengan Control Relay dengan lampu sebagai indikasi output







Sehingga Rangkaian logic untuk gate circuitnya menjadi,




Gambar tsb dapat direpresentasikan kedalam bentuk gambar Control Relay yang lebih sederhana juga.
Nama lain dari Sum of Product adalah Maxterm disingkat POS, adalah kebalikan dari Minterm. Pada cara ini di kumpulkan keluaran F=0, asumsikan keluaran itu dari suatu fungsi OR, kalau ada bit sinyal  masukan =1 maka masukan itu diberi tanda Invers, kemudian semua keluaran tadi di AND-kan
F = (A+B+C) . (A+B+C) . (A+B+C) . (A+B+C)